Monday, January 26, 2009

Motivasi Bisnis


Sekarang banyak anak muda yang mulai berbisnis di usia belasan dibawah 25 tahun (setingkat SMU hingga mahasiswa). Jangan dikira bisnisnya kecil. Ada yang omsetnya sudah miliaran rupiah sebulan dan jangkauan pasar hingga mancanegara. Apa sebenarnya yang mereka lakukan dan seperti apa bisnisnya?

Bagi kebanyakan anak muda, memainkan video game, menonton film kartun atau baca komik hanya akan menemukan kesenangan. Ajie Nugroho, 26 tahun, justru menemukan bisnis yang tak biasa. Apa jadinya jika kostum-kostum yang dikenakan para tokoh di dalamnya dibuat nyata.

Meskipun ide itu bagus, tak banyak yang melakukannya. Mungkin karena wujud baju yang dihasilkan pasti tak umum sehingga sulit mencari pembelinya, bisa pula karena tak gampang membuatnya. Tapi Ajie sudah tahu pasarnya dan ia punya bekal ilmu untuk mewujudkannya. “Kostum seperti ini biasanya digunakan anak sekolah (diluar negeri) untuk karnaval, Halloween, atau kegiatan lain,” ujara lulusan sekolah desain di Tokyo, Jepang itu.

Ide bisnisnya sebenarnya tidak orisinil. Ia sendiri mengaku menemukan ide tersebut waktu masih sekolah di Negeri Sakura dari lihat-lihat dan searching di internet. Saat itu ia membuat kostum-kostum dari karakter yang ada di video game Jepang dan ditawarkan di website lelang disana. Ia juga aktif di komunitas desain untuk menjalin hubungan sesame desainer. Pulang ke Indonesia, Ajie membangun website sendiri bernama www.cosplay1.com. Dari website ini ia menawarkan jasanya sekarang. Caranya pemesan tinggal pilih mau dibikinkan kostum apa, ukur badan secara online, bayar biaya pembuatannya, lalu tunggu dua bulan. Praktis Ajie tidak perlu modal awal untuk bisnis ini.

Memanfaatkan Internet

Bisnis yang dilakukan Ajie khas anak muda jaman sekarang. Sandaran utamanya internet. Internet pula yang melahirkan ribuan pemuda pengusaha baru Indonesia dengan skala usaha yang beragam. Suatu blog menghimpun komunitas pengusaha muda Indonesia. Dalam waktu pendek sudah terkumpul seribuan anak muda yang sudah punya usaha atau sedang merintis usaha dan berminat menjadi pengusaha. Blog lain membangun komunitas pengusaha kecil dan menengah, dari sana pula muncul para pengusaha baru yang statusnya masih mahasiswa.

Animo ini juga disambut kalangan kampus. Sejumlah kampus sekarang punya program pembelajaran wirausaha, contohnya Kampus AMIKOM Yogyakarta yang terkenal dengan Campus Entepreunernya. Seminar-seminar, workshop, dan kompetisi wirausaha muda dengan embel-embel hadiah suntikan modal pun digelar dikampus-kampus saat ini. Sebagian berhasil dan telah melahirkan para pengusaha asal kampus. Kecendrungan ini diperkuat dengan survey minat mahasiswa, salah satunya menyebutkan bahwa, minat mahasiswa jadi pengusaha sekarang lumayan tinggi yaitu sekitar 30%. Jangan heran jika dikalangan para mahasiswa itu muncul tekad: Jadi Pengusaha Sebelum Diwisuda!

Lima atau setidaknya sepuluh tahun lalu akan sulit mendengar ungkapan seperti itu. Para mahasiswa berburu nilai untuk mengamankan peluang mendapatkan pekerjaan terbaik di perusahaan bonafid. Kalau pun ada yang berniat jadi pengusaha, itu dilakukan setelah wisuda. Modalnya tentu sudah disediakan orangtuanya yang punya duit banyak. Sekarang zamannya berubah. Jadi pengusaha bisa dilakukan kapan saja.

Dan siapa bilang jadi pengusaha perlu modal besar. Seperti contoh Ajie diawal hanya bermodalkan Rp. 500 ribu. Syukurlah ada internet. Peran internet sudah muncul sejak seseorang mencari ide bisnis. Internet juga jadi ajang pembelajaran karena banyaknya referensi yang bisa diambil – dan gratis pula – dalam pematangan konsep. Setelah itu bisnis dipasarkan dengan bantuan jejaring dunia maya ini lagi.

Dalam ajang Asia’s Best Entrepreuner Under 25 yang diselenggarakan Majalah Bussines Week beberapa tahun lalu, empat finalisnya berasal dari Indonesia. Keempatnya memulai di usia belasan atau 20-an tahun dan internet ikut berkecimpung membinanya. Mereka adalah Hendy Setiono (Kebab Turki Baba Rafi, sekarang 25 Tahun), Ario Pratomo (PT. Unique Kargonize, 24 Tahun), Surya Budiman (PT. Asia Lintas Media, 26 Tahun) dan Bellamy Benedetto Budiman (Neuro Designs, 25 Tahun).

Dari sejumlah anak muda yang termasuk bisnisnya sukses, hampir semuanya mengatakan bisnisnya pernah gagal. Bahkan kebanyakan beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain sebelum menemukan kesuksesan bisnisnya. Dalam hal ini mereka tidak fanatic pada satu bisnis. Mereka berpetualang dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Kadang-kadang latar belakang pendidikannya tidak nyambung dengan bisnisnya tapi berhasil. Apa kunci suksenya? Barangkali ini: lakukan saja, nanti juga ketemu apa yang harus dilakukan. Tak ada orang yang sukses yang tidak melakukan apa-apa.

No comments: